Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Pantulan Warna Komunikasi Produktif

Gambar
Pantulan Warnaku saat ini  ... Berjibaku selama 15 hari Melatih komitmen dan konsistensi diri Berlatih komunikasi secara produktif (Bunda Sayang Batch 6, 2020)  Tantangan 15 hari ini aku semangat sekali mencoba mengaplikasikan setiap ilmu yang didapatkan di bunda sayang. Namun, aku kewalahan untuk menuliskannya ke blogspot. Akhirnya kebanyakan di rapel di hari-hari tertentu.  Aku kecewa sih sama diri sendiri. Karena aku yang kurang konsisten alias kurang disiplin.  Iya sih aku hafal evaluasi tantanganku setiap harinya. Aku tau apa poin yg kudapatkan saat itu, karena setiap hari poin tantanganku pasti rata-rata mengedepankan nalar. Dan yang kulatih setiap hari pasti berhubungan dengan manajemen emosi, manajemen mengelola  Aku yang emosional berusaha untuk tetap tenang kepada siapapun target si penerima pesanku. Aku belajar untuk tetap menyalurkan energi positif walau diri ini lebih banyak energi moody yang acap berubah-ubah.  Tantangan 15 hari komprod sangat...

Komunikasi Produktif #13

 Bismillaaahh Tantangan ke 13 adalah belajar bahasa cinta bersama Luis. Haha sungguh berat sekali rasanya untuk memahami Luis.  Hari ini aku belajar menemukan diriku sendiri melalui situs yang diberikan oleh bunda sayang IIP. Yaitu tentang 5 bahasa cinta. Alhamdulillah  Hari ini kami sama sama mengetahui tentang kebutuhan kami sehingga tahu kapan rasa ingin berarti. Poin komunikasinya adalah belajar memahami dengan bahasa cinta. Tak banyak cerita yang kubisa kubicarakan. Yang pasti hari ini aku senang. 🌟🌟🌟🌟

Komunikasi Produktif #15

 Ini masih bercerita tentang Wafa yang ceria, suka bercerita dan tukang perintah.  Kemarin aku hampir berputus asa bukan menghadapi anak kecil satu ini. Hari ini, aku mencoba menerka apakah salah satu bahasa cintanya adalah melayani. Aku coba menawarkan bantuan kepadanya untuk membuka buku, aku berikan kue untuk dia makan sambil belajar, aku coba menatap matanya setiap kali dia bercerita dan terus mendengarkan ocehannya yang panjang sekali itu.  Alhamdulillah hari itu berjalan lancar. Dia mau menurut dan mau belajar membaca dengan waktu yang tidak lama. Haha biasanya bisa menghabiskan waktu satu jam untuk menuliskan 4 kalimat saja.  Hari ini kutemukan dalam komunikasi produktif terutama kepada anak adalah belajar mendengarkan mereka. Dengarkan saja dulu. Melayani bahasa cintanya. Inshaa Allaah mereka akan kembali memberi bahasa kasih ke kita.  Alhamdulillah selesai juga hari itu dengan poin komunikasi adalah belajar bahasa cinta anak.  Besok ngapain lagi ya...

Komunikasi Produktif #14

Di tantangan ke 14 ini aku ingin bercerita tentang kegiatan mengajarku ke anak usia 6 tahun. Namanya Wafa. Sejujurnya aku sudah hampir mengajar Wafa setahun tapi gak penuh juga sih. Anaknya sering datang ke rumah minta diajarin membaca.  Ya Alhamdulillah kuajari saja dengan senang hati. Awalnya semua baik-baik saja, dia nurut. Tapi khusus bulan ini orang tuanya ikut mendampingi belajar alias menemani.  Entah kenapa Wafa malah makin jadi sulit taat sama yang kuminta. Semakin mencari perhatian dan sebentar-sebentar mengalihkan pembicaraan setiap belajar. Sungguh menguras kesabaran.  Aku coba mendengarkannya, melayani ceritanya, tetap saja berulah saat belajar. Aku coba tegas malah nangis. Haduuhhh susah sekali sih jadi orang tua :") Untuk mencapai satu kalimat yang situsnya penuh drama. Sampai aku dah gak tahan lagi. Hiks. Mau emosi banget.  Kucoba beberapa celah dan metode belajar tetap juga.  Baiklah. Ini benar-benar berat. Kutemukan di sini adalah belajar menem...

Komunikasi Produktif #12

Hari ini, mengetiknya dalam kondisi sakit. Tapi tantangan harus bisa diselesaikan. Bismillaah yaa :") gatau akhir-akhir ini acap banget sakit menghampiriku. Semoga menghapus dosa-dosa Aliya. Aamiin. Komunikasi produktif di hari ke 12 yang kutemukan adalah memilih waktu yang tepat.   Ada sebuah tantangan dalam komunikasi bersama Luis.  Aku tahu maksudnya bercanda tapi aku yang tersinggung. Aku tipe yang sangat emosional. Mudah sekali dimantik. Dan aku pun bersabar lalu bersabar. Suaraku mulai berubah. Aku menjadi banyak diam dan akhirnya dia mengerti.  Banyak hal yang terjadi hari itu. Aku lebih memilih diam sehingga setelah semuanya tenang, barulah aku membicarakannya dengan tenang pula. Bahwa aku tidak menyukai caranya itu. Aku mengomunikasikannya dengan perlahan dan betul saja dia memahami walau tetap disela dengan candaan.  Seperti biasa, poin komunikasi produktif selalu berbicara menurunkan ego. Perempuan fitrahnya adalah perasaan yang di depan. Itulah kasih...

Komunikasi Produktif #11

Hari ini, hariku berjalan dengan baik.  Baik aku dan Luis, Ummi dan tetangga. Semuanya berjalan baik. Kenapa bisa begitu? Aku belajar satu hal bahwa kuncinya adalah lebih banyak mendengarkan.  Manusia memang suka didengar ya. Terutama Luis dan Ummi. Dua orang yang kusayang itu suka sekali didengarkan. Aku lebih banyak tersenyum, memberi energi positif hingga rasanya hari pun turut cerah padahal langit mendung.  Tidak banyak yang bisa kuceritakan. Yang kutahu sepanjang hari aku mendengarkan keluh kesah, suka cita mereka. Aku memanggil Luis dengan sapaan yang menyenangkan dan hari ini aku memuji ummi dengan tulus. Seperti yang diajarkan di bunda sayang. Semoga aku bisa belajar lebih banyak lagi dan mengimplementasikan ilmu yg kudapat.  Today my star 🌟🌟🌟🌟🌟

Komunikasi Produktif #10

Halooo komunikasi produktif hari ke-10 sebenarnya benar-benar nano-nano. Aku berhasil menemukan diksi yang tepat untuk berbicara dengan Ummi. Padahal sejatinya aku sering bertengkar dan sering emosional bersama beliau. Tapi kali ini sejak menerapkan aturan dasar komunikasi produktif terutama yaaaa.... Mengedepankan nalar. Wkwkk banyak bersabar Alhamdulillah berhasilll. Syukurlah... Namun, di sisi hari yang lain aku gagal. Hiks. Tantangan ke 10 aku tak bisa mengendalikan diri dan justru berbicara kasar sama Luis. Dia kecewa. Tak biasanya aku berbicara kasar. Sepertinya aku perlu belajar bagaimana untuk cemburu yang elegan.  Seperti biasa kembali ke poin itu itu saja.  Nalar. Nalar. Balas. Don't too baper Aliyaaa. Tapi yang namanya perempuan selalu aja ini yg sulit dikendalikan.  Kunci dalam komunikasi adalah kendalinya ada di kita. Kitalah yang mengendalikan diri sendiri bagaimana kita merespon orang. Dan inilah yang sedang kulatih dalam diriku.  Tantangan diriku masi...

Komunikasi Produktif #9

Maafkan karena akhir-akhir ini badan sakit dan pikiran sibuk  Inshaa Allaah per harinya masih ingat apa yang dibicarakan dan apa yang dibahas dengan partner target komunikasi produktif. Ini adalah tantangan ke 9 untukku dalam komunikasi produktif di bunda sayang institut ibu profesional. Malam harinya, seperti biasa aku dan Luis akan bercengkrama panjang lebar. Sejujurnya sampai sekarang aku tidak berhasil membuatnya untuk mematuhi atau mengabulkan permintaan atau perintahku. Sulit sih. Mungkin karena egonya sebagai seorang pria tidak mau dipimpin atau sampai sekarang aku belum menemukan teknik yang tepat. Hanya saja kali ini, komunikasi produktif ku tidak berfokus masalah itu. Melainkan kembali ke diriku sendiri. Iya, obrolan malam itu aku mulai naik emosional. Ingin rasanya kumatikan segera hp dan marah-marah. Tetapi aku ingat aturan komunikasi produktif di bunda sayang. Apa itu? Yaitu aturan no.3. Aku pun berhasil mengontrol intonasi suara. Aku teringat setiap kali intonasi suar...

Komunikasi Produktif #8

 Huwaaa hari ini aku sakit parah. Sampai tidak bisa bangun dari tempat tidur. Bahkan tidak tidur semalaman. Hiks padahal banyak kerjaan yang harus dikerjakan. Terus aku ngadu dong ke Luis, partnerku. Sebenarnya aku berharap respon yang kudapatkan dari Luis ketika kumengeluh sakit, dia akan lebih perhatian, lebih peduli. Haha tapi ekspetasiku jadi down. Karena justru sikap yang kudapatkan adalah jawaban logis. 😐  "Ya uda istirahatlah" "kompres dengan air hangat" "Tidurlah" Gitu doang 😐 Pria ini tipe yang cuek sih sebenarnya. Ya aku paham. Tapi tetap saja aku gak mau digitukan. Mulai dong muncul rasa sedih agak mendalam di hatiku. Mulai pengen marah. Tapi aku mulai berpikir mengedepankan nalarku daripada sikap kekanak-kanakanku. Akulah yang bertanggungjawab atas diriku sendiri. Aku tidak boleh mengharapkan respon orang lain. Aku tidak boleh mengendalikan respon orang lain, akulah yang mengendalikan responku sendiri.  Aku berusaha menahan diri. Ternyata kom...

Komunikasi Produktif #7

Alhamdulillah baru bisa menyempatkan diri untuk menulis. Sebetulnya sedang sakit 3 hari. Meski demikian aku tetap memaksakan diri hingga akhirnya drop juga. Hehe #janganditiru Temanku untuk Komunikasi Produktif di tantangan 7 adalah betapa pentingnya memulai pembicaraan dengan energi positif atau kebahagiaan.  Hal ini kutemukan dengan Luis. Karena beberapa kali bicara kalau kuawali dengan keluhan, kesedihan atau kegaduhan justru berdampak dengan responnya. Dia pun ikut stress dan menjauhiku. Tetapi kalau kumulai dengan kegembiraan, ngomong hal-hal yg menyenangkan, dia pun mau terbuka dan banyak bercerita. Aku senang sekali kalau dia mau bercerita apa saja. Merasa menjad partner, sahabat, teman yang dipercayai olehnya. Ternyata poin ini berhubungan loh dengan poin yang dipelajari di "Aturan Komunikasi Produktif" Bunda Sayang Batch 6 IIP No. 7 yaitu berbicara mengenai hal-hal yang menyenangkan. 🥰😍❤️ Sejak itu aku akan memulai hariku dengan Luis dengan berbagi hal-hal menyenan...

Komunikasi Produktif #6

Aku ketinggalan komunikasi produktif untuk tantangan hari kelima dan loncat ke hari keenam. Karena hari kelima memang aku tidak berkomunikasi hal yang penting dengan siapapun. Termasuk Luis maupun keluarga. Yang kutemukan hari ini adalah dalam berkomunikasi produktif harus memperbanyak sabar, memberikan apresiasi dan memperbaiki perasaan terlebih dahulu agar energi positif terus tersampaikan saat berkomunikasi. Tantanganku hari ini adalah berkomunikasi lama dengan ibuku. Biasanya aku tak mau bercakap lama-lama dengan beliau karena memang sering tidak akur. Setiap ngobrol panjang pasti berujung dengan pertengkaran. Aku sering lelah dan stress sendiri kalau sudah berantem sama ibu sendiri.  Hari ini, aku mencoba menantang diriku. Aku mencoba melayani obrolan ummi dan bertahan untuk mengobrol lama. Jujur saja aku gerah dan tidak tahan. Tapi aku coba untuk mengelola rasa sabar dan memanajemen perasaan. Ummiku pun bercerita panjang lebar. Penuh keterbukaan.  Aku cukup terkaget sih....

Komunikasi Produktif #4

 Alhamdulillah a'laa kullihaal Bersyukur banget hari ini komunikasiku baik dengan Luis dan keluarga lancar aman jaya. Biasanya hampir tiap hari ada perdebatan kecil. Tapi hari ini benar-benar tidak kutemukan satu pun persoalan. Namun, aku memahami satu hal. Aku berusaha lebih tenang, aku berusaha terus berpikir jernih, berusaha untuk bertutur lembut seperti yang diajarkan dalam materi komunikasi produktif. Ketika ketenangan jiwa, energi positif dialirkan dalam bahasa yang disampaikan. Orang-orang yang menerimanya pun dapat merasakan energi yang sama. Benar, semua tergantung respon kita.  Sayangnya, tujuanku di sini untuk mengatur Luis dalam hal kebaikan. Belum berhasil juga sih. Aku masih gagal. Seperti sholat subuh pagi ini, aku sudah membangunkannya berkali-kali. Dan ternyata dia tidak bangun juga.  Sia-sia usahaku. Hiks. Ya setidaknya aku bersyukur hari ini tidak ada pertikaian yang sampai menguras emosi.  Besok aku akan bertemu orang banyak. Para guru dan anak mu...

Komunikasi Produktif#3

Temuanku hari ini Miskomunikasi Tadi pagi, aku bercerita dengan Luis tentang isi hatiku. Aku cerita soal adik kandungku yang cuek. Terjadilah perdebatan antara aku dan Luis. Aku coba menyampaikan dari sudut pandangku betapa tidak setujunya aku dengan perbuatan adik kandungku. Dan Luis pun dengan sudut pandangnya yang berbeda, membuatku tidak menerimanya. Emosiku menaik, sehingga entah kenapa bisa malah jadi masuk ke pembahasan lain yang menyerang ranah pribadi.  Akibatnya, Luis mendengar apa yg seharusnya belum kusampaikan dengan jelas. Miskomunikasi. Yang kumaksud tidak seperti yg diterimanya. Dia diam dan tersinggung. Dan aku pun berusaha meminta maaf. Sayangnya, Luis keburu marah dan mengakhiri pembicaraan denga mengucapkan salam  Temuanku mengenai hal ini adalah betapa tidak mudahnya mengendalikan diri untuk tidak terpancing emosinya. Berusaha tenang dan mengedepankan nalar sungguh tidak mudah bagiku. Ini menjadi tantangan tersendiri bagiku setiap ngobrol dengan Luis. Luis...

Komunikasi Produktif #2

Temuanku hari ini Hari banyak sekali tantangan komunikasi produktif yang kuhadapi.  Sebelumnya, waktu subuh curhatan sama Mbak Eni. Situasi kita sama yg dihadapi, gak punya orang target karena masih single, keluarga semua jauh. Sendirian di perantauan. Terus aku berbagi cerita tentang tantangan hari pertamaku, Alhamdulillah kita saling support. Hingga paginya aku masih bingung mau berkomunikasi sama siapa.  Dimulailah dengan chatt, aku hubungi Luis perihal tanda ceklis biru WA-nya yang dimatikan. Seharian tidak dia balas, tetapi aku tahu dia sudah baca. Hingga sore harinya dia tetap tidak balas. Pria satu ini, suka sekali semena-mena terhadapku. Setidaknya dikonfirmasi, itu yang kuinginkan.  Hingga malam harinya, aku menghubunginya kembali. Tetapi yang dibahas adalah topik lain. Topik lain yg juga turut menyulut emosiku. Aku berusaha tenang, ambil nafas, ambil jeda. Kemudian aku coba menarik energi positif ke diriku, tetap dengan intonasi yg menyenangkan. Terasa sulit sek...

Komunikasi Produktif #1

Halo panggil saja aku, Aliya. Ini hari pertamaku dalam proses latihan komunikasi produktif. Kondisiku tidak memungkinkan untuk berkomunikasi dengan keluarga. Pertama, aku merantau sendirian di Lampung. Ngekos sendirian. Tak ada teman di kosan. Kedua, keluargaku juga jauh di provinsi yang berbeda. komunikasi harus via telpon. Tetapi masing-masing kalau sudah sibuk, hanya say hello seperti biasa. Jarang komunikasi juga.  Ketiga, ada adik sih. Tapi adik-adik tidak akan mau merespon lama. Kecuali hanya melepaskan rindu. Akhirnya aku memilih partnerku sendiri yang juga sama jauhnya dengan keluargaku, dia di pulau Jawa. Bedanya kami lebih intens komunikasi, sering berantem pula. Aku lebih banyak makan hati, tertekan batin karena tujuan komunikasiku tak pernah tercapai.  Aku pun memilih dia, namanya Luis, untuk dijadikan eksperimen tantangan 15 hari ke depan. Temuanku hari Hari ini seperti biasa aku bercerita panjang lebar soal hariku kepada Luis. Kalau sudah bercerita sama Luis aku ...