Langit dan Awan
Cinta itu sepert oksigen, Kata Neptunus
Dan kau langit...
Di manakah kau berada?
Di manakah gitar cinta bernada?
Di manakah lagu kertas itu pergi?
Dan kau langit ...
Siapakah kau gerangan
Menggetarkan hatiku setiap namamu disebut
Siapakah kau gerangan ....
Menyesakkan dadaku melihat bayangmu
Gilaku padamu tiap detik seakan kau ada
Gilaku padamu mungkin hanya aku
seperti kau yang tak peduli
seperti semua itu tiada arti
seperti kau yang pergi dan tak kembali
Anehnya. rindu ini menusuk pertahanan di hati
Anehnya, meski sakit tetap kau jua di sini
Anehnya, sudah ku mantra, namamu kembali ke sekian kali
Ingin kau ingat saat itu, di jalan kenangan
Ingin kau ingat saat itu, di pendopo adat
Ingin kau ingat saat itu, di hamparan rumput
Ingin kau ingat saat itu, di aspal jalanan
Saat kau menjadi pangeran dan aku tuan putri
saat kau ialah langit dan aku awan
saat kau menjadi putra sejati dan aku atlas
saat kau ialah penerang dan aku penuntun
saat kedua jari kita menjadi radar bersama
saat kau menjadi panglimaku yang menjagaku
saat aku aneh dan kau normal
saat aku takut dan kau berani
saat aku rindu dan kau melukis rinduku
Dan aku pun teringat kacau!
Saat kau memutuskan mencintai bunga lain
Menyakitkan membentur bathinku yang kesekian kian
Apalah arti itu semua? Aku kecewa tapi tak berkurang sedikipun
Hai ... Kamu Apa Kabar? Miss you ...
~Cloud
Dan kau langit...
Di manakah kau berada?
Di manakah gitar cinta bernada?
Di manakah lagu kertas itu pergi?
Dan kau langit ...
Siapakah kau gerangan
Menggetarkan hatiku setiap namamu disebut
Siapakah kau gerangan ....
Menyesakkan dadaku melihat bayangmu
Gilaku padamu tiap detik seakan kau ada
Gilaku padamu mungkin hanya aku
seperti kau yang tak peduli
seperti semua itu tiada arti
seperti kau yang pergi dan tak kembali
Anehnya. rindu ini menusuk pertahanan di hati
Anehnya, meski sakit tetap kau jua di sini
Anehnya, sudah ku mantra, namamu kembali ke sekian kali
Ingin kau ingat saat itu, di jalan kenangan
Ingin kau ingat saat itu, di pendopo adat
Ingin kau ingat saat itu, di hamparan rumput
Ingin kau ingat saat itu, di aspal jalanan
Saat kau menjadi pangeran dan aku tuan putri
saat kau ialah langit dan aku awan
saat kau menjadi putra sejati dan aku atlas
saat kau ialah penerang dan aku penuntun
saat kedua jari kita menjadi radar bersama
saat kau menjadi panglimaku yang menjagaku
saat aku aneh dan kau normal
saat aku takut dan kau berani
saat aku rindu dan kau melukis rinduku
Dan aku pun teringat kacau!
Saat kau memutuskan mencintai bunga lain
Menyakitkan membentur bathinku yang kesekian kian
Apalah arti itu semua? Aku kecewa tapi tak berkurang sedikipun
Hai ... Kamu Apa Kabar? Miss you ...
~Cloud
Komentar
Posting Komentar