Ramadhan di tengah covid 19
Tulisan ini dituliskan dalam rangka challange rumbel literasi komunitas IIP
Pernahkah melihat burung dalam sangkar? Dikurung dalam sangkar yang kecil dan setiap hari ia hanya makan, minum serta berbunyi nyaring? Apakah menurutmu dia bahagia? Apakah dia tidak bosan? Burung itu tidak hanya sehari, dua hari, melainkan bertahun atau selamanya. Tidak ada yang tahu.
Dan hari ini, ya masuk 2 bulan terakhir. Biasanya kita, manusia, yang mengkandangkan hewan. Justru sekarang kita merasakan apa yang dirasakan oleh mereka. Dilanda kebosanan dan kejenuhan. Dengan tangan-tangan Tuhan melalui makhluk-Nya yang berukuran mikro nano, kita yang malah dikandangkan. Yap, kita dikandangkan di rumah kita sendiri. Menikmati sudut rumah, kaca, pintu, jendela atau kamar yang sempit yang itu itu saja. Tidak bisa berpergian ke mana pun. Kita dikandangkan oleh covid-19.
Pandemik ini memang musibah yang menyedihkan bagi seluruh insan di bumi ini. Berduka. Banyak air mata, kesedihan dan ketakutan menghantui dan menyelimuti. Tapi benarkah kita hanya terjebak dalam duka saja?
Sungguh Tuhan Maha Agung tidak akan meninggalkan hamba-Nya. Kasih sayang-Nya yang tak terbatas selalu ada di setiap sisi kehidupan.
Barangkali Tuhan teramat rindu dengan kita. Selama ini kita terlalu sibuk sehingga melupakan-Nya. Oh iya tidak hanya Dia, melainkan kita juga serin melupakan anugerah-anugerah yang teramat istimewa pemberian-Nya, ya 'keluarga'.
Ramadhan sebelum-sebelumnya, kita terlalu disibukkan oleh duniawi. Pekerjaan yang menumpuk dan menuntut. Sibuk dengan lingkaran pertemanan untuk reunian. Perencanaan bukber (buka bersama) yang sudah jauh-jauh hari disiapkan, baik dari teman SD, SMP, SMA, Kuliah hingga kerja. Terlalu fokus untuk foto bersama dan pamer kebersamaan di sosial media di momentum ramadhan. Terlalu sibuk di luar hingga lupa di rumah.
Kali ini, ramadhan di tengah Pandemik. Sebuah perintah dari pemerintah agar kita #dirumahaja, stay at home. Tuhan hadiahkan kita sebuah hadiah istimewa yang bernama 'waktu'. Waktu bersama yang lebih banyak di rumah bersama keluarga. Yang jarang masak jadi bisa masak. Yang jarang berkumpul bersama keluarga jadi quality time dalam waktu lama. Hingga bernyanyi dan bermain bersama anak. Berbagai cara yang merangkai kebersamaan dan hal baik untuk menghilangkan kebosanan selama di rumah.
Selain itu, Tuhan ingin kita bertafakur kepada-Nya. Tuhan ingin kita kembali rindu Dia. Bersenandung riang. Bertahmid dengan lirih merdu, bertahlil dalam sungguh, dan bertakbir dalam harap utuh. Ramadhan ini, Tuhan ingin kita menyibukkan diri dalam miniatur syurgawi di rumah sendiri. Mendekati Tuhan dalam ranah sunnah-sunnah. Menghidupkan kembali asma-Nya dengan asa.
Asa untuk kesembuhan sang bumi. Asa agar bala tentaranya bernama covid-19 pergi dari tanah ini. Asa untuk kembali berkumpul dengan keluarga lain yang terpisah dan nun jauh di sana. Asa untuk menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Menjadi manusia yang menjaga bumi ini lebih baik lagi, yang mampu menghargai dan mensyukuri apapun sesederhana apapun itu.
Bersyukurlah saat ini bagi kita yang bisa bersama keluarga di rumah. Tapi tidak dengan mereka yang harus mencari nafkah meski menghadang Pandemik yang berbahaya.
Komentar
Posting Komentar